Mengenal Metode Bunga Efektif

scientific method posters copyAssalaamualaikum agan sista sekalian…

Waaaahhh… ga kerasa udah hampir setaun kita ga bersua hehe… Iya nih, Alhamdulillah dapet beasiswa (mungkin nanti bakal nulis juga tentang beasiswa ini buat motivasi hehe), jadi sekarang lagi nyiapin segala sesuatu sebelum keberangkatan yang banyak menguras waktu dan tenaga (halah… pembenaran atas nama males :mrgreen: ). Doain ya supaya lancar segala suatunya πŸ™‚

Okelah, tanpa banyak basa basi, langsung aja nih kita masuk ke pembahasan yang terkait dengan akuntansi (tidaaaaaakkkkk……!!!!). Jadi untuk bahan diskusi kita kali ini masih terkait tentang obligasi, yaitu Effective Interest Method ato Metode Bunga Efektif untuk ngitung amortisasi diskonto ato premium. Sebenernya sih tulisan ini juga bakalan jadi dasar untuk tulisan berikutnya, karena rencananya dikesempatan berikutnya mo nulis tentang Investasi, baik investasi pada sekuritas utang atopun investasi pada sekuritas saham. Cuman kayaknya yang ane prioritasin duluan adalah investasi pada sekuritas utang, karena termotivasi oleh komentar agan/ sista fitriakbariahH yang nanya tentang pembelian obligasi a.k.a investasi pada utang.

Let start! (halah sok pake Inggris2an) πŸ˜›

Kenapa sih kita harus ngebahas tentang amortisasi diskonto dan premium dengan menggunakan metode bunga efektif (Effective Interest Method)? Soalnya klo menurut Om Kieso, Weygandt and Warfield di bukunya yang berjudul Intermediate Accounting 11th Edition dan GAAP, mereka bilang klo untuk ngitung amortisasi harus menggunakan metode bunga efektif. Boleh juga sih pake metode garis lurus, asalkan hasil perhitungan untuk jumlah beban bunga pertahunnya sama ato ga berbeda secara signifikan jika kita pake ngitung amortisasi metode bunga efektif.

Sekarang kita langsung aja ya ke teknik perhitungan untuk ngitung amortisasi diskonto ato premium dengan menggunakan metode bunga efektif.

Ada beberapa hal yang perlu kita tau terkait metode ini, yaitu:

  1. Cash Paid ato kas yang dibayarkan. Nah jumlah kas yang dibayarkan ini setiap periodenya adalah sebesar persentase coupon rate/ interest rate/ bunga kupon dikalikan dengan nilai nominal obligasinya trus dikalikan lagi dengan periode pembayaran bunganya (tahunan, semesteran, ato triwulanan), karena kayak yang udah pernah kita bahas ditulisan sebelumnya, klo coupon rate ini adalah bunga tahunan.

Contoh:

Nilai nominal obligasi Rp100 juta dengan bunga kupon 8% dibayarkan setiap bulan Januari dan Juli (berarti pembayaran bunganya semi annualy ato semesteran). Maka jumlah Cash Paid-nya adalah: 100 juta x 8% x 6/12 (karena dibayarkannya semesteran n bunganya adalah bunga tahunan, maka jangan lupa dikalikan dengan proporsinya. Kalo pembayaran bunganya triwulanan, maka dikali 3/12)

  1. Interest Expense ato beban bunga. Klo ini agak beda dikit nih perhitungannya dengan cash paid Jumlah beban bunga setiap periodenya diperoleh dengan cara mengalikan carrying value of bond periode sebelumnya ato periode n-1 (waduuuuuhhh apaan lagi tuuuhhh? πŸ™„ ) dengan effective interest rate ato bunga pasar. Sebelum ke contoh soal, ane mo jelasin dulu dikit tentang apaan sih carrying value of bond itu. Jadi Carrying Value itu sebenernya sih dapetnya dari nilai nominal dikurangi unamortized discount (diskonto yang belum diamortisasi) ato ditambah unamortized premium (premium yang belum diamortisasi). Buat lebih ngerti cara ngitung carrying value ma interest expense, baca terus sampe abis ya, soalnya lebih enak klo pake contoh soal yang komprehensif (halah apaaaaaann cobaaa πŸ™„ )
  2. Amortized discount/ premium. Nah klo ini adalah jumlah amortisasi diskonto ato premium setiap periodenya. Cara ngitungnya gimana tuh? Klo yang ini gampang banget, tinggal kurangin aja Interest expense ma cash paid. Jadi klo udah bias ngitung Cash Paid ma Interest Expense, bakalan gampang banget buat nyari amortisasinya hehe :mrgreen:

Okelah, kita langsung aja ya masuk ke contoh soal, biar bisa lebih mendalami (eeeaaaa) tentang cara ngitung carrying value obligasi ma amortisasi pake metode bunga efektif ini. Udah siap kan dengan contoh soalnya? Tarik nafas dulu dalem2 sebelum baca soalnya, biar ga stress duluan hehehe…. Contoh soalnya kurang lebih masih sama dengan yang ada di tulisan sebelumnya, cuman sedikit beda untuk nilai pada saat diterbitkannya. Bingung?? Ga usah bingung, tinggal baca aja soalnya trus jawab pertanyaannya πŸ˜† . Jadi gini nih soalnya: β€œObligasi berjangka waktu 5 tahun, tertanggal 1 Januari 2010 dengan nilai par Rp10 juta, bunga kupon 8% yang dibayarkan tiap semester, yaitu pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli diterbitkan pada tanggal 1 Juli 2010, dimana tingkat bunga efektif (tingkat bunga pasar) pada saat itu adalah 10%. Nah Kalo ditulisan sebelumnya, Menguak Tabir Obligasi, obligasinya kan diterbitkan pada nilai 97% dari nilai par-nya, sehingga carrying value nya adalah Rp9.700.000, sedangkan ditulisan kali ini, kita harus nyari carrying value nya dengan cara ngitung pake present value. Oke agan sista sekalian, seperti biasa, sebelum mulai liat teknis itung2annya, coba tarik dulu nafasnya dalem2 trus keluarin lagi pelan2 biar ga stress :mrgreen:

Nah, pertama kita harus tau dulu present value yang mana yang dipake buat nyari carrying value. Dalam hal ini (sok serius ceritanya) πŸ˜› , yang dipake adalah Present Value of a Single Sum buat ngitung Pokok n Present Value of an Ordinary Annuity buat ngitung bunganya.

Rumus PV

Nah klo udah ngerti cara ngitung Present Value, sekarang kita liat dulu deh sekilas cara ngitung Carrying Value.

Rumus CV

Simple banget kan?! πŸ˜›

Sekarang coba deh kita jawab contoh soal diatas.

Jawaban CV

Carrying Value diatas adalah untuk awal periode (1 Januari 2010).

Tarik nafas dulu sejenak, karena sebentar lagi kita mo masuk ke perhitungan amortisasi diskon.

Pertama, kita cari dulu yang namanya Cash Paid. Caranya gampang, kayak udah dibahas diatas, yaitu dengan mengalikan nilai nominal dengan bunga kupon (jangan lupa, karena pembayaran bunganya semesteran/ semi annualy, maka harus dikali 6/12), maka:

Cash Paid (1 Juli 2010) = Nilai Nominal x Bunga Kupon x 6/12 = Rp 10 juta x 8% x 6/12 = Rp400.000

Nah, klo udah dapet yang namanya Cash Paid untuk tanggal pembayaran bunga 1 Juli 2010, selanjutnya kita itung deh interest expense –nya untuk tanggal pembayaran bunga 1 Juli 2010. Kayak yang udah dibahas diatas, cara ngitung interest expense adalah dengan cara mengalikan bunga pasar (inget ya harus dikali 6/12, karena pembayaran bunganya semesteran/ semi annualy) dengan carrying value periode sebelumnya (n-1). Maksudnya carrying value periode sebelumnya (n-1) itu gimana? Tenang, ga usah panik kayak gitu dong ah, kan baru mo dijelasin hehehe… Jadi untuk ngitung amortisasi bulan Juli 2010, maka carrying value periode sebelumnya adalah carrying value per tanggal 1 Januari 2010, sedangkan untuk ngitung amortisasi bulan Januari 2011, maka carrying value periode sebelumnya (n-1) adalah carrying value per tanggal 1 Juli 2010, dan seterusnya. Nah untuk soal diatas, maka perhitungan interest expense untuk tanggal 1 Juli 2010, adalah

Interest Expense (1 Juli 2010) = Carrying Value (1 Januari 2010) x 10% x 6/12

Interest Expense (1 Juli 2010) = Rp9.227.792 x 10% x 6/12 = Rp461.390

Setelah dapet interest expense, maka kita bisa deh ngitung amortisasi diskonto per tanggal 1 Juli 2010, yaitu:

Amortized Discount = Interest Expense – Cash Paid

Amortized Discount (1 Juli 2010) = Rp461.390 – Rp400.000 = Rp61.390

Klo Cash Paid, Interest Expense dan Amortized Discount, maka kita bisa ngitung carrying value untuk tanggal 1 Juli 2010, yaitu:

Carrying Value (1 Juli 2010) = Carrying Value (1 Januari 2010) + Amortized Discount (1 Juli 2010)

Carrying Value (1 Juli 2010) = Rp9.227.792 + Rp61.390 = Rp9.289.182

Gimana sekarang, udah ngerti belum?! Kalo udah ngerti berarti keren banget, soalnya itu berarti udah ngerti tentang perhitungan amortisasi diskonto menggunakan metode bunga efektif πŸ™‚

Nah untuk lebih jelasnya, kita liat tabel perhitungan amortisasi diskonto selama 5 tahun dengan menggunakan soal diatas.

Tabel Amortisasi Diskonto

Gimana setelah liat tabel diatas? Tambah ngerti kan? Alhamdulillah, bagus deh klo gitu… Seneng banget dengernya – Apaan sih, orang ga ngerti juga :mrgreen:

Mungkin ada lagi yang nanya, β€œTrus gimana nasibnya klo soalnya ternyata premium n bukan diskonto?”. Pertanyaan bagus, soalnya ane baru aja mo bahas masalah amortisasi premium πŸ˜›

Jadi sebenernya untuk amortisasi premium hampir ga ada bedanya dengan amortisasi diskonto. Bedanya, klo pada perhitungan diskonto, Cash Paid < Interest Expense, sedangkan untuk amortisasi premium sebaliknya, yaitu Cash Paid > Interest Expense.

Kok bisa kayak gitu sih? Ya bisa dong :mrgreen: , soalnya klo diskonto itu kan menjadi beban buat perusahaan, makanya menambah interest expense, sedangkan klo premium itu justru menjadi keuntungan buat perusahaan, makanya mengurangi interest expense. Nah, untuk amortisasi premium, Carrying Amount-nya juga makin lama makin berkurang, dan pada saat jatuh tempo, nilainya sama dengan nilai nominal (kebalikannya amortisasi diskonto), tapi untuk ngitung Carrying Amount awal periode, sama aja kayak yang diskonto. Okeh, untuk lebih jelasnya silahkan liat tabel amortisasi premium dibawah ini yang ane sadur dari bukunya Om Kieso, Weygandt and Warfield, Intermediate Accounting 11th Edition, dengan sedikit modifikasi, yaitu nilai nominalnya jadi Rp10 juta.

Contoh soalnya kayak gini nih, β€œObligasi berjangka waktu 5 tahun, tertanggal 1 Januari 2010 dengan nilai par Rp10 juta, bunga kupon 8% yang dibayarkan tiap semester, yaitu pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli diterbitkan pada tanggal 1 Juli 2010, dimana tingkat bunga efektif (tingkat bunga pasar) pada saat itu adalah 6%.” Nah, coba agan sista sekalian cari sendiri ya cara buat nyari amortisasi premiumnya, biar belajar sendiri gitu dah. Tapi tenang, ane kasih nih tabel amortisasi premiumnya buat agan sista sekalian πŸ™‚

Tabel Amortisasi Premium

Gimana sekarang, udah ngerti banget kan cara ngitung amortisasi diskonto dan premium? Mudah2an udah ngerti ya πŸ™‚

Semoga tulisan kali ini bermanfaat ya, dan kalo ada tambahan dari agan sista sekalian, yo kita share disini ilmu2nya biar sama2 bermanfaat πŸ™‚

Satu kalimat penutup dari ane: β€œBunga itu riba dan riba itu haram” πŸ™‚

Referensi n Sumber gambar:

  1. Intermediate Accounting, Eleventh Edition by Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt and Terry D. Warfield
  2. http://2.bp.blogspot.com/-5zNFO8H1Esw/UBwIJ6lHQ_I/AAAAAAAABU4/Ngv5akf5g7E/s1600/scientific+method+posters+copy.jpg

 

48 thoughts on “Mengenal Metode Bunga Efektif

  1. Bisa bantuin jawab ini ? Pada tanggal 31 Desember 2011, PT.
    Claudia membeli obligasi dari PT. Clara dengan kurs 96%. Obligasi tersebut
    bernilai nominal Rp 10.000.000, dan berbunga 12% setahun yang dibagikan setiap
    tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Umur obligasi 5 tahun dan obligasi tersebut
    diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2009. Tingkat bunga umum yang berlaku di
    pasar adalah 15%. Pada Tanggal 31 Desember 2013 PT. Claudia menjual kembali
    obligasi tersebut dengan kurs 98%.
    Berdasarkan transaksi ini, hitunglah amortisasi diskonto dengan
    menggunakan metode bunga efektif dan metode garis lurus.

    • Hmmm…. Untuk pertanyaan ini sebetulnya udah ane bahas ditulisan ane diatas sis..

      Jadi,, karena bunga pasar lebih tinggi daripada bunga nominal, berarti discount. Trus tinggal cari deh PVF dan PVF-OA dg rumus yang udah ane kasih diatas buat nyari carrying value, setelah itu baru deh buat tabel amortisasi menggunakan metode bunga efektif..

      Klo udah coba jawab n masih ragu dg jawabannya, boleh kirim jawabannya sis ke email ane: abu.maisan@gmail.com , nnti coba ane cek hasil jawabannya…

      Selamat mencoba ya sis n makasih udah mampir πŸ™‚

      • Untuk contoh soal diatas pake nya IDR, jadi ga pake kurs.. Dan untuk perhitungan PVF, tetep menggunakan nilai nominal yang diitung dengan menggunakan formula ato rumus PVF.

        Semoga menjawab pertanyaannya.

        Makasih udah mampir :mrgreen:

  2. Kalo amortisasi semianually tapi jumlah bulan gak pas 6 bulan gimana ya? Jadi yang satu 3 bulan lainnya 9 bulan?

    • Pertanyaan yang bagus.. Setau ane, kalo semi annually itu biasanya memang 6 bulanan, dan selama ini ane belum pernah nemuin kasus semi annually tapi jumlah bulan ga pas 6 bulan. Adanya 3 bulanan ato quarterly.

      Itu jawaban yang ane tau.. Maap ya klo jawabannya belum memuaskan.. Mungkin ada temen2 lainnya yang mo bantu jawab?

      Makasih udah mampir πŸ™‚

  3. Mau tanya, kas dibayar itu sama dengan biaya bunga yang harus dibayar ga?
    Soalnya kalo di tabel amortisasi disini kan keterangannya kas dibayar, tapi kalo di contoh tabel yang saya punya keterangannya biaya bunga yang harus dibayar.

    Makasih.

    • Saya belum liat tabelnya sis, tapi mungkin maksudnya sama aja, cuman beda istilah aja. Yang penting harus bisa ngebedain berapa yang jadi beban bunga dan berapa kas yang harus dibayarkan, krn kalau ada diskon atau premium, pasti jumlah kas yang dibayarkan dengan jumlah beban bunga pasti beda.

      Semoga bermanfaat πŸ™‚

      Makasih ya udah mampir πŸ™‚

  4. a. Obligasi nominal $100.000, bunga obligasi 10%, 10 tahun, dijual pada tanggal penerbitan, bunga dibayar dua kali dalam setahun, tingkat bunga efektif 12%
    b. Obligasi nominal $200.000, bunga obligasi 9%, 5 tahun bunga dibayar dua kali dalam setahun, dijual pada tanggal penerbitan, tingkat bunga efektif 8%
    c. Obligasi nominal $150.000, bunga obligasi 8%, 15 tahun, dijual satu bulan setelah tanggal penerbitan, bunga dibayar dua kali dalam setahun, tingkat bunga efektif 8%.
    Diminta:
    1. Nilai pasar untuk setiap obligasi
    2. Obligasi diterbitkan tanggal 1 Januari, bunga obligasi dibayar setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli
    3. Jurnal pada saat penerbitan obligasi

      • Jadi gini gan, 4 juta itu total cash paid yang dibayarkan selama lima tahun atau 10 periode (karena pembayaran bunganya semi annualy), sehingga tiap semester cash paid yang harus dibayarkan adalah 400 ribu. Gitu gan kurang lebih penjelasannya.

        Makasih udah mampir gan.

  5. Sist, kan kalau discount armotisasi ditanggung oleh kita jadi bonds payable bertambah kan.
    Kalau premium armotisasi ditanggung ma kita atau sipembeli y?

    • Jadi yang ane tangkep tuh gini gan, kalo discount tuh terjadi kalo bunga pasar lebih tinggi dari bunga kupon, sehingga untuk menarik perhatian sang investor, perusahaan harus menawarkan bond pada harga discount, ato pada harga lebih rendah dari harga nominalnya itu sendiri. Contohnya, harusnya perusahaan nerima Rp 1 juta, tapi karena diskon, akhirnya uang kas yang diterima cuman Rp980 ribu (diskon 2 ribu). Nah klo premium kebalikannya, karena bunga pasar lebih rendah dari bunga kupon, mau ga mau bakalan banyak investor yang tertarik,, makanya harganya jadi diatas harga nominalnya. Contohnya, harusnya perusahaan cuman nerima Rp1 juta, karena premium, si perusahaan dapet uang Rp1,1 juta misalnya.

      Balik lagi ke pertanyaan agan Johny, diliat dari sisi perusahaan yang ngejual bonds, maka klo perusahaan menjual bonds nya dengan diskon, maka diskon itu jadi tanggungannya perusahaan karena cuman nerima uang dibawah harga nominal. Sebaliknya klo jual dengan harga premium, maka itu jadi keuntungan buat perusahaan yang ngejual bonds nya juga.

      Tapi klo diliat dari sisi investor, ketika mereka beli bonds dengan harga diskon, maka sang investor dapet keuntungan dari selisih nilai nominal dengan uang yang mereka investasikan. Begitu juga sebaliknya, ketika investor beli dengan harga premium, maka mereka menanggung kerugian sebesar selisih nilai nominal dengan uang yang harus mereka keluarin buat investasi pada bonds ini. Nah untuk kasus yang diliat dari sisi investor, agan bisa baca lebih detail ditulisan ane yang judulnya Obrolan Tentang Investment sesi satu: Investment in Debt Securities

      Begitu kira2 jawaban ane gan, mudah2an bisa membantu πŸ™‚ … Makasih udah mampir di blog ane :mrgreen:

  6. Mau nanya gan untuk perhitungan single sum & ordinary annuity (i) yanp dipake harga pasar/par ?
    Terima kasih πŸ™‚

    • Jadi gini gan, PVF ma OA itu dipake buat nyari carrying value kalo bunga pasar ma bunga kuponnya beda. Nah coba mo ane jelasin lagi ya PVF ma OA nya.

      PVF digunakan buat nyari nilai pokok obligasi yang di present value in pake bunga pasar. Jadi dalam hal ini, klo baca lagi tulisan ane diatas, i (ato interest/ bunga) yang dipake adalah bunga pasar. Seharusnya kan bunga pasarnya 10%, cuman berhubung bunganya dibayar dua kali dalam setahun, maka bunganya harus dibagi 2 (klo dibayarnya tiga bulanan, berarti bunganya dibagi 4, karena bunga dibayar 4 kali), jadi i = 5. Terus n (ato periodenya) seharusnya kan 5 (karena 5 tahun), tapi karena bunganya dibayar 2 kali, maka periodenya juga harus dikali 2, maka n = 10. Nah klo udah dapet i ma n nya, tinggal masukin aja ke formula PVF ma PVFOA (dipake buat nyari bunga yang di present value in) yang udah ane tulis diatas, insya Allah jawabannya sama. πŸ™‚

      Semoga bisa menjawab pertanyaannya gan, n makasih udah mampir :mrgreen:

    • Maap sis baru bales, br selse final exam soalnya :mrgreen:

      Jadi, kayak yg udah ane jelasin diatas, “Jumlah beban bunga setiap periodenya diperoleh dengan cara mengalikan carrying value of bond periode sebelumnya ato periode n-1 dengan effective interest rate ato bunga pasar.”

      Nah, kembali ke pertanyaan sista, 10% itu adalah effecetive interest rate ato market rate ato bunga pasar sis. Semoga pertanyaannya bisa terjawab.

      Makasih ya udah mampir πŸ™‚

  7. Halo gan salam kenal, saya salah satu adik kelas agan di salah satu universitas negeri di depok (walaupun terpaut tahunnya jauh sih hehe). Lanjutin dong gan cerita-cerita motivasi agan yang sedang berkuliah di ostralii..inspiring banget gan (thumbs up)

    • Salam kenal gan..
      Alhamdulillah klo tulisan ane menginspirasi. Insya Allah, nanti ane lanjut lagi ceritanya gan, mumpung udah mulai libur summer. Semester kemaren berat banget kuliahnya, jadi belum sempet nulis lagi :mrgreen:

      Makasih udah mampir gan πŸ™‚

  8. Gan mau nanya nih.
    Pada tgl 1 Jan 2015 PT Buana membeli obligasi dengan nilai jatuh tempo Rp.100 juta jangka waktu 5th bunga 8% dibayarkan setiap tgl 1juli dan 31des. Pada saat pembelian berlangsung tingkat bunga efektif dipasar 10% PT Buana membayar tunai Rp. 92.278.265. buat skedul amortisasi diskonto.
    Itu gimana ya gan?

    • Sebelumnya makasih udah mampir sis :mrgreen:

      Untuk menjawab pertanyaan sista, coba sista ikutin step2 yang udah ane jelasin diatas ya.. Nih, ane coba bantu jawab untuk pembayaran bunga 1 Juli 2015 n 1 Januari 2016, ma amortisasi diskonto yang terakhir (tanggal 1 Januari 2020). Nah, coba sista isi tuh dari mulai pembayaran bunga tanggal 1 Juli 2016 sampe 1 Juli 2019.
      Jawaban

      Klo masih belum ngerti, coba dibaca lagi step2 diatas, ato boleh tanya2 ane lagi.

      Selamat mencoba :mrgreen:

  9. mas, kalau udah nyelesaiin soal kayak di atas, untuk jurnal yang di perlukan gimana tu?
    contihnya jurna penerbitan tanggal 1 jan 2015??

    • Alhamdulillah klo bermanfaat tulisannya πŸ™‚

      Pertanyaannya bagus banget n memotivasi ane buat ngupdate tulisan ane yang judulnya Menguak Tabir Obligasi .. Nanti ane update tulisan ane tersebut n jawaban pertanyaannya bisa diliat disitu ya :mrgreen:

      Makasih dah mampir ya :mrgreen:

  10. Pingback: Menguak Tabir Obligasi | Abu Maisan

  11. Kak mau tanya kok interes expense, disount amortized sama carrying amount of bonds nya beda2 itu hasilnya. bagaimana cara hitungnya terimakasih sebelumnya.

    • Untuk pertanyaan sista, jawabannya udah ada ane jelasin diatas sis. Penjelasannya ada diatas tabel perhitungan amortisasi diskonto, coba deh dibaca lagi πŸ™‚

      Makasih ya sis udah mampir :mrgreen:

  12. Pingback: Obrolan Tentang Investment sesi satu: Investment in Debt Securities | Abu Maisan

  13. Sori gan, menurut soal di atas, ini kan terbitnya 1 juli 2010, tp awal periode nya knp januari y? Apakah memang selalu ditarik k awal tahun?

    • Sepengetahuan ane, untuk schedule amortisasi tetep dibuat dari mulai tanggal obligasinya sampe tanggal terakhir periode obligasi nya gan. Misalnya obligasi tertanggal 1 Juli 2017 jangka waktu 5 tahun, kapan pun diterbitkannya (dijual), tetep untuk schedule amortisasi nya dimulai dari tanggal 1 Juli 2017. CMIIW

      Nah, untuk gimana perlakuan akuntansi jika diterbitkan diantara tanggal pembayaran bunga, agan bisa cek ke tulisan ane yang judulnya Menguak Tabir Obligasi

      Semoga bisa menjawab pertanyaannya gan. πŸ™‚

      Makasih udah mampir :mrgreen:

  14. Halo ka , saya masih bingung untuk penghitungan present value nya kak , saya coba tapi tidak sama hasil nya seperti Kaka , bisa dijabarkan detail penghitungan nya kak ? Agar dapat nilai 0,61sekian nya kak ? Dengan rumus yang tertera ?

    • Halo sis,

      Jadi gini sis, kan bunga pasar nya 10%, terus jangka waktu obligasinya 5 tahun, dan pembayaran bunganya dilakukan 2 kali dalam setahun (ini bagian yang penting nih). Nah, dari sini bisa kita tentuin:

      1. i = 5% (kenapa 5%? Karena bunga pasar 10% per tahun, sedangkan pembayaran bunga dilakukan 2 kali dalam setahun, jadi bunganya harus dibagi 2)
      2. n = 10 (kenapa 10 bukan 5, padahal jangka waktunya 5 tahun? sama halnya dengan point no. 1, karena pembayaran dilakukan 2 kali dalam setahun, berarti ada 10 kali pembayarannya)

      Terus, coba kita masukin ke rumus

      1. PVF : 1/(1+i)^n = 1/(1.05)^10 = 0.61391 (sama dengan di blog)
      2. PVFOA : [1-(1/(1+1)^n)]/i = [1-PVF]/0.05 = 7.72173 (sama dengan di blog)

      Gitu penjelasan tentang perhitungan PVF ma PVFOA nya sis. Kalo masih belum ngeh, boleh kok tanya2 lagi hehehe…
      Semoga bisa menjawab pertanyaannya sis πŸ™‚

      Makasih udah mampir :mrgreen:

    • Maap baru bales, soalnya lagi sibuk akhir tahun ngurusin LK hehe.

      Ini pertanyaannya udah foreign currency ya, adanya di advance accounting, jadi saya ga terlalu dalem banget. Tapi seinget saya, kurs itu dipake buat pas pembayaran bunga, atau pas pelaporan apakah pake spot rate, historical rate atau rate lainnya. CMIIW.

      Mungkin itu jawaban dari saya, tapi nanti dicek ulang ya, karena pengetahuan saya tentang foreign currency masih kurang.

      Buat yang lebih paham tentang kurs, mungkin bisa bantu.

Leave a reply to Abu Maisan Cancel reply